Kamis, 06 September 2012

tentang ayah

bismillah.....


inilah kali pertama aku dapat menuliskan sebuah artikel dalam blog ku yang aku isi dengan cerita tentang ayahandaku tercinta,..
pada tanggal 25 juli 2012 dan itu bertepatan 05 ramadhan 1433 H, ayahandaku berpulang kerahmadtullah dengan menghembuskan nafasnya untuk yang terakhir kalinya dan aku pun sangat terpukul dengan merasa kehilangan sosok ayahanda ku tercinta yang juga sahabat dekat ku tempat aku mencurahkan segala rasa susah, senang, sedih dan juga bahagia.
 lama sudah aku tak melihat lagi raut wajahnya, semenjak kepergiannya membuat aku menjadi kehilangan semangat.
banyak hal yang aku alami diakhir-akhir kebersamaan ku dengan ayah, salah satu hal yang membuat aku tertegun saat tiba-tiba dihadapan ku foto ayahan ku terjatuh dengan sendirinya diatas dinding, ya.... aku tak pernah menyangka kalau itu juga bagian dari pertanda.

22 juli 2012.
pada pagi harinya, ayahku yang memang sudah merasakan sakit sebelumnya, berangkat ke sebuah RS dimedan, bersama dengan adik dan kedua abangku.
entah bagaimana proses pemeriksaan disana, sampai lah kepada hasil akhir bahawa ayahanda ku didiagnosa terkena sakit gagal ginjal yang mengharuskan beliau cuci darah 2 minggu sekali.
ya... itu lah yang aku dengar ketika salah seorang abangku mengkhabarkan kondisi terkini ayahanda kami dan pernyataan abangku itu yang membuat aku tak bisa tidur malam.

23 juli 2012.
sekali lagi ku mendengar khabar yang tidak mengenakkan tentang ayahandaku, bahawa ayah dikhabarkan telah masuk ruang icu, sontak saja ku menangis, saat itu saat sedang kami akan makan sahur, entah mengapa serasa nasi yang aku telah rasa pasir dan tentu saja tak bisa aku telan, saat itu juga fikiranku terus saja tertuju kepada ayah, ayah dan ayah lagi, aku benar-benar sangat mengkhawatirkan kondisi ayah ku, ku katakan kepada ibunda ku bahawa aku memiliki perasaan yang tak enak dan aku sangat merasa ketakutan kalau tak punya ayah lagi, tak ku hiraukanlagi seberapa banyak nasi yang sudah ku telan untuk makan sahur.
selepas sholat subuh, kami sekeluarga memutuskan untuk datang ke RS menjenguk ayahanda kami, dan untuk pertama kalinya aku melihat ayah lagi sejak kepergiannya ke RS, ku temui ayah yang sedang terbaring di ruang ICU, dan ternyata ayahanda ku masih fasih berbicara, beliau katakan pada ku yang sedang berling air mata bahawa ayah sudah tidak apa-apa.. ya... tentu saja itu untuk menenangkan aku yang sedang menangisi dirinya, setelah itu ku katakan pada ayah dengan bercampur air mata, "yah.. aku sayang sama ayah" dan tak terlupa untuk ku cium pipi nya yang telah memucat.
heemmm..... ayah...
 berajak siang hari, ayah ku pun diperbolehkan pindah ruangan di kamar pasien, setelah lama berbincana-bincang kami pun pulang kembali kerumah tak terkecuali aku.


selasa, 24 juli 2012,
setelah mendengar khabar bahawa ayahanda ku akan dicuci darah yang membuat aku tak bisa tidur, akhirnya aku memutuskan untuk datang ke RS sepulang aku dari mengajar disebuah SD yang tak jauh berada dari rumahku.
seusai ku menunaikan sholat zuhur, aku berangkat ke RS, dan sesampainya disana aku mendapati ayah ku sedang berada diruang perawatan cuci darah.
pedih rasa hati ku seakan-akan ditusuk sembilu karena melihat keadaan ayah, aku berdiri tepat disamping ayah ku terbaring dan ku palingkan badan ku karena saat itu jatuh air mata ku terurai melihati kondisi ayah dengan penyakit gagal ginjal yang tiba-tiba menyerangnya, aku ikhlaskan semua daya upaya ku untuk mengurus ayah semasa sakitnya, aku ikhlas walau aku harus berletih-letih, tatap mata tua ayah ku membuat aku merasa iba, ku elus keningnya, ku kata kan padanya untuk bersabar, dan aku pegang tangannya erat-erat saat kesadarannya mulai menghilang, ku tanya kan padanya, 'ayah kuat ya yah??? ayah dengar suara ku kan yah??? dengan mata yang hampir tertutup, beliau hanya bisa menjawab dengan anggukan kepala dan juga gelengan, pertanda bahawa dia tidak kuat,

Astaughfirullahal adzim...
aku hanya bisa beristighfar terus, memohon kepada Alloh agar menolong ayah ku.

25 juli 2012.
pagi hari setelah ayah kehilangan kesadarannya atau sama dengan keadaan koma dan ayah masih berada diruang ICU tentunya, sekira jam 10:00 pagi itu, aku dan ibu ku diperbolehkan untuk melihat ayahku, dan sungguh tak terbendung lagi air mata ku ketika ku melihat kondisi ayah ku, entah alat-alat apa saja yang berada ditubuhnya yang tak ku mengerti,.
ku buka sebuah al-qur'qn kecil yang sedari rumah memang ku bawa, aku dan ibu mulakan membaca qur'an didepan ayah, berharap ada 1 keajaiban yang terjadi, ayah ku bisa membuka matanya kembali dan sembuh seperti sedia kala.
ku baca ta'awuz terlebih dahulu sambil ku pegang erat tangan lemah ayah yang sudah tak sadarkan diri, disela-sela ku tilawah, ku berusaha memanggil ayah, ku sebutkan nama ku, ku ingin ayah tau bahawa tangan ku lah yang memegang tangannya dan ku ingin ayah tau bahawa aku tetap berada disampingnya menemaninya dengan keadaannya saat itu.
setelah selesai, aku dan ibu pun dipersilakan keluar dari ruangan ICU oleh suster.
sekira jam 01:00 selepas adzan zuhur, mulalah kami semua anak-anak nya ayah berkumpul dipanggil oleh dokter, sesuatu telah terjadi pada ayah, ku lihat abang-abangku mula mengucapkan lafaz syahadat ketelinga ayah, dan yang ku tau itu adalah pertanda jika seseorang mula mendekati sakaratul maut.
ya....  ayah ku sudah berjumpa dengan malaikat maut, dan innalillahi wa innaillaihi rojiun..... ayahanda kami telah berpulang keharibaan Alloh.
aku pun menangis sejadinya sambil beristighfar hingga ku mulai lunglai tak kuasa menahan tubuh ku untuk berdiri, sekejap ku rasa kan dunia ini gelap, ku sadari ayah ku telah tiada.


selang pemakaman ayah, lama aku tak pernah bermimpi beliau, hingga pada suatu hari selepas sholat shubuh ku bermimpi melihat ayah berjalan, mengenakan pakaian yang begitu rapi, bahkan lebih rapi dari ayah masih hidup.

kini apa lah lagi yang bisa ku kenang tentang ayah, hanya saat bercanda bersama, segala kebaikan dan segala perjuangannya pada ku terutama yang bisa ku kenang hingga akhir ini.

ayah....
aku tak mampu mengantar kepergianmu.
langit mendungpun turut berduka.
riuh rendah orang-orang bererita tentang segala kebaikanmu.

ayah...
semilir dibawah pohon kamboja dan dibawah nisanmu aku menangis.
ku berdoa mengenang tentang segala kebaikanmu dan tentang segala kesalahanku padamu.

ayah...
kepergianmu seketika mendewasakanku.
mengajarkan aku betapa pentingnya arti hidup untuk menjadi berguna bagi sesama.
kepergianmu menajarkanku bagaqimana mencintai dan menyayangi.
bagaimana harus tulus berkorban dan bersabar.
bagaimana harus berjuang demi anak-anaknya hingga akhir hayatnya.

ayah...
hari ini aku menangis merindukanmu.
ku utarakan rasa rindu ku ini lewat sebait puisi dan doa ku untuk mu.
bila datang saatnya nanti kan ku ceritakan segala tentang kebaikanmu pada embun pagi.

ayah...
terimakasih untuk segala perjuangan dan pengorbananmu untuk kami selama ini, terutama untukku.
terimakasih untuk segala doa-doa tulus yang pernah engkau panjatkan untuk kami, teristimewa untukku.


"jika anak adam meninggal,maka amalnya terputuskecuali dari 3 hal, sedekah jariyah (wakaf), ilmu yang bermanfaat, dan anak sholeh yang berdoa untuknya"
[HR. Muslim]

Alloh... mampukan aku untuk tetap terus bisa berbakti pada ayah meski dia telah jauh dari ku.
aamiin yaa Robbal'alamiin....